Silakan Bermaksiat Kepada Allah, Tetapi Jangan Menggunakan Apa Yang Menjadi Milik-Nya

Sahabat Hikmah…
Pada suatu masa seorang ahli maksiat bertemu dengan temannya yang ahli ibadah dan baru keluar dari masjid, kemudian dia bertanya:
“ Bro, mengapa Loe tidak lagi mau bergabung dengan kami? Apa yang membuat Loe tidak mau mengikuti kami? Ayolah biar adil, Loe boleh ke masjid boleh, tapi jangan meninggalkan kami lahh”

Temannya yang ahli ibadah berkata:
“ Bro…Gue tidak mau mendurhakai Allah… Silahkan Loe bermaksiat kepada Allah, tetapi jangan menggunakan apa yang merupakan milik-Nya, Gue tidak mau durhaka kepada-Nya !”

Ahli maksiat tadi akhirnya pergi dengan kecewa…dan mengatakan:
“ Ya udah kalau Loe gak mau balik…kita pisah.”

Ahli ibadah berkata:
“Tidak bro, Gue selalu ingin bersama kalian, bukan hanya sampai mati, tetapi sampai waktu sesudah mati”

“Tidak, Loe sudah tidak setia dengan kami.” Jawab ahli maksiat sambil ngeloyor pulang ke rumahnya.

Sesampai di rumahnya, menjelang tidur dia teringat perkataan temannya yang ahli ibadah
“ Bro…Gue tidak mau mendurhakai Allah… Silahkan kalian bermaksiat kepada Allah, tetapi jangan menggunakan apa yang merupakan milik-Nya, Gue tidak mau durhaka kepada-Nya !”

Dia mulai merenungkan apa yang dia dengar dari temannya tentang apa yang selama ini telah dilakukannya:
“Mengapa dia berkata begitu? Pada waktu gue mabok, gue mencuri, gue main cewek apakah ada milik Allah yang gue pakai ?”

Lama dia berpikir dan merenung…Tiba-tiba ahli maksiat mendengar pengumuman dari musholla tentang kematian:
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun, telah berpulang ke Rahmatullah Fulan bin Fulan pada jam 22.00. Akan dimakamkan besok hari jam 09.00. Sesungguhnya kita semua milik Allah dan sesungguhnya kita semua akan dikembalikan kepada-Nya.”

Kemudian dalam hati ahli maksiat berkata:
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.. Sesungguhnya kita semua milik Allah dan sesungguhnya kita semua akan dikembalikan kepada-Nya…???”

“Jadi tubuh gue milik Allah…?”
“Mata gue milik Allah…?”
“Mulut, telinga, tangan dan kaki semuanya milik-Nya….?”
“Padahal selama ini gue merasa diri ini milik diri gue sendiri, sehingga gue bebas menentukannya sesuai kehendak gue. Tapi gue dulu gak ada, dan Allah yang menciptakan gue dan memberi kehidupan gue???”

“Astaghfirullahal ‘azhim…. Kok teganya ya …. Gue menggunakan apa-apa yang dipinjamkan oleh Allah untuk hidup…tapi gue menggunakannya bukan sesuai kehendak-Nya, bahkan gue menggunakannya untuk hal-hal yang dibenci-Nya…. Sungguh Allah Maha Adil menghukum orang-orang yang berbuat maksiat ”

“Yaaa Allah …masihkah ada pintu taubat untukku yang sudah begitu banyak bermaksiat kepada-Mu?”

“Yaaa Allah …bila Engkau tidak mengampuniku dan mengasihaniku niscaya aku termasuk orang-orang yang sangat merugi.”

Sahabat Hikmah…
Cerita di atas memberikan pelajaran kepada kita, bahwa:
Kita tidak mempunyai apa-apa
Bahkan diri kita ini adalah bukan milik kita sendiri
Semuanya adalah pinjaman dari Allah SWT
Langit, bumi dan apa yang di antara keduanya… semuanya Milik Allah
Allah Maha Kaya…
Dan kita miskin papa…

Namun apakah milik Allah itu semua telah dipergunakan sesuai Kehendak-Nya?
Telinga yang kita gunakan untuk mendengar..?
Mata yang kita gunakan untuk melihat..?
Mulut yang kita gunakan untuk makan..?
Lidah yang kita gunakan untuk bicara..?
Tangan yang kita gunakan untuk berbuat..?
Kaki yang kita gunakan untuk melangkah..?
Apakah semuanya sesuai dengan KEHENDAK Sang PENCIPTA dan PEMILIK…?
Atau masih digunakan sesuai kehendak NAFSU walaupun Allah MURKA..?
Mata, telinga, mulut, lidah, tangan dan kaki kita apakah sudah digunakan sesuai kehendak-Nya?

Termasuk rambut wanita nan indah apakah sudah ditutup sesuai kehendak Sang Pemilik?
Karena Allah subhaanahu wa ta’alaa berfirman:

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan JILBABnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS Al Ahzab : 59)

 

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain KERUDUNG ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An Nur : 31)

“SILAHKAN BERMAKSIAT KEPADA ALLAH, TETAPI JANGAN MENGGUNAKAN APA YANG MENJADI MILIK-NYA !”

Semoga kita selalu mendapat TAUFIQ/HIDAYAH dan dilindungi dari keburukan NAFSU serta kejahatan SYAITHAN

Wallahu a’lam bishowab

Indahnya Husnul Khotimah

Saudaraku, setiap kita pasti ingin mencapai Kesuksesan dalam bidang atau pekerjaan apapun dengan berbagai program, konsep dan ide yang cemerlang, namun sudahkah kita membuat program sehingga detik-detik akhir hayat kita begitu indah mempesona dan mengagumkan setiap mata yang memandang serta membuat tersenyum gembira semua yang ada di Langit ? sulitkah ? tidak ! sangat-sangat sederhana, Cuma kadang kita gengsi untuk melakukannya karena tergiur dengan Fatamorgana gaya hidup orang modern. Mari coba cermati kisah berikut ini :

Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.

Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.

Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.

Suatu senja ba’da Isya disebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya kemesjid tadi.

Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri
“Kenapa Bu?”

Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.

“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.

Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya.Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang,
kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.

Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….

Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan
setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam
“Terimakasih ya, Bu ”.

“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapa, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.

“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pa, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.

Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”

Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,

Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahiyat terakhir.

Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.

“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat kemesjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.

Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,

Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.

Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapak lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.

“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal,
Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri.. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan.”

Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…..

Saudaraku, Kesetiaan kita dalam berkeluarga akan terpupuk seumur hidup ketika dalam keluarga kita terjadi keseimbangan, dan keseimbangan akan terwujud ketika kita saling memberi, saling memberikan cinta, saling memberikan kasih sayang, saling memberikan kebahagiaan, saling memberikan nasehat untuk tetap berdiri kokoh pada sunnatullah dan fitrahnya masing-masing.

Bukan saling menuntut cinta, saling menuntut kasih sayang, saling menuntut kebahagiaan sehingga yang terjadi adalah ketidakpuasan ketika tuntutan itu dibalas tidak sesuai dengan selera yang kemudian berakibat akan melangkahi sunnatullah dan fitrah kita masing-masing.

Ketika kita telah memberikan cinta, kasih sayang dan kebahagiaan tetapi pasangan kita tidak membalasnya, maka jangan pernah berputus asa untuk memberikan semuanya itu karena Allahlah yang akan membalas segala pemberian kita dan MENYEIMBANGKAN KITA DENGAN PASANGAN KITA, maka kebahagiaan dan keharmonisan terwujud sepanjang umur kita.

“Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalehah, jika engkau memandangnya maka engkau kagum kepadanya, dan jika engkau pergi darinya (tidak berada di sisinya) engkau akan merasa aman atas dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia melontarkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi darinya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu.” (HR. Ibnu Hibban dan lainnya dalam As-Silsilah ash-Shahihah hadits 282).

“Dan isteri shalehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu, adalah sebaik-sebaik (harta) yang disimpan manusia.” (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Shahihul jami’ 4285).

semoga bermanfaat

 

(Gufta Ananda)

Ngelmu 10 Tahun Lenyap Dalam Waktu 10 Menit

Atas permintaan H. Syahril, 68 tahun, yang tinggal di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur, aku dan Tim-ku datang ke rumahnya.  Keluarga Pak Syahril sering mengalami gangguan mahluk halus, konon menurut dia;  anak, mantu, cucu dan bahkan rumah mereka  sering mengalami hal-hal yang sulit diterima akal. Mereka sering mengalami gangguan mahluk ghoib, baik secara fisik  maupun secara psikis, terutama Helmi, 27 tahun, anak bungsunya yang sudah beristri dan beranak 2 itu acapkali membuat kesal keluarga besar Pak Syahril. Betapa tidak? bila Helmi sedang marah tidak ada satu keluarganya pun yang berani menghadapinya.  Helmi berpostur tinggi, badan kekar, kuat dan… matanya  NANAR, MENCOROT TAJAM BERWARNA MERAH yang semakin membuat takut keluarganya. Ternyata semua itu karena Helmi selama nyantri di daerah Jawa Barat belajar NGELMU selama 10 tahun pada seseorang.

Kami memberikan penjelasan, bahwa penyebab seseorang bisa demikian (seperti Helmi) banyak faktornya, diantaranya adalah karena NGELMU yang tidak benar, alias ngelmu jelek, ngelmu hitam. Atau ngelmunya itu kecampuran dan  kemasukan jin, baik jin islam atau kafir.

Aku dengan Tim-ku menawarkan pada Helmi untuk mencabut dan menghilangkan ilmunya, dia menolak. Kami tidak memaksanya tapi hanya berusaha memberikan penjelasan padanya, bahwa ilmu yang jelek, atau ilmu hitam, sangat berbahaya bagi manusia, terutama bagi  pemiliknya,  apalagi saat pemiliknya akan meninggal dunia, saat itulah ilmu yang jelek akan berperan aktif untuk menggelincirkan manusia. Dikhawatirkan si pemilik ilmu jelek (ilmu hitam) itu akan meninggal tidak beriman, tidak sebagai muslim, atau wafat dengan SU’UL KHOTIMAH (mati yang jelek). Berarti dia meninggal dalam keadaan ingkar (kufur). Dan yang lebih mengkhawatirkannya lagi bila orang itu meninggal dalam keadaan musyrik. Bila seseorang meninggal dunianya  dalam kondisi demikian, maka ancaman Allah Swt sudah pasti :

WALLADZIINA KAFARUU WAKADZ-DZABUU BI-AAYATINAA ULAAIKA ASH-HABUL JAHIIM

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka” (AL Qur’an Surat Al Maidah : 10)


INNALLADZIINYA KAFARUU MIN AHLIL KITAABI WAL MUSYRIKIINA FII NAARI JAHANNAMA KHOOLIDIINA FIIHAA, ULAAIKA HUM SYARRUL BARIIYYAH

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (Al Qur’an Surat Al Bayyinah : 6)

Na’udzubillaahi min dzaalik !

Penyebab NGELMU itu jadi jelek (jadi ilmu BATHIL), bermacam-macam faktornya, diantaranya mungkin saat masa proses belajar dan mengajar yang: salah tata caranya, salah saat pengijazahannya, salah  niatnya, salah ritualnya dsb. Atau mungkin juga gurunya itu sendiri yang salah, sehingga si murid pun jadi salah pula ketika mendapatkan ilmu yang dipelajarinya. Dan masih banyak lagi penyebabnya.

Yang kami khawatirkan, apabila ilmu itu menjadi jelek karena disebabkan  bercampurnya para jin, baik jin islam apalagi kafir, karena para jin itu yang akan membuat SENGSARA pemilik ilmu jelek itu.

Setelah Pak Syahril, Bu Syahril, kakak dan  istri Helmi membujuk,  merayu dan mengingatkannya, akhirnya Helmi luluh juga hatinya, dia mau untuk kami cabut dan buang ilmu jeleknya itu.

Alhamdulillah…dakwah kami untuk saat itu dapat diterima oleh Helmi, setidaknya dalam kasus ilmunya Helmi yang kami anggap jelek itu.

Aku bersama Tim-ku mempersiapkan diri untuk mengobati Helmi dengan cara MERUQYAH-nya. Aku bersama Tim-ku mengambil air wudhu, begitu juga Helmi aku minta agar dia mengambil air wudhu.

Helmi aku minta agar duduk yang tenang menghadap Qiblat, pasrah dan ikhlaskan diri saat menjalani pengobatan ini.  Aku duduk berhadapan dengan Helmi. Aku berdoa pada Allah Swt agar aku bersama Tim-ku diberikan kekuatan dan kemampuan dalam mengobati Helmi, dan semoga ayat-ayat Al Qur’an  yang akan aku baca mendapat RIDHO dan IJIN dari Allah Swt. Semoga Helmi akan disembuhkan oleh Allah Swt semua penyakitnya, baik yang  zhohir maupun bathin.

Aku membaca ta’wudz:

“A’udzu billaahi minasy syaitoonir rojiim…….” tiba-tiba Helmi bangun dari duduknya, dan dia langsung pergi. Kabur meninggalkan kami. Aku lihat kedua telinga Helmi  ditutup oleh kedua telapak tangannya. Semua yang berada disitu terkejut, terutama Pak Syahir, Bu Syahril dan istrinya Helmi.

“Helmi…mau kemana…?” tanya Pak Syahril sambil berteriak. Helmi tidak menjawab, dia terus pergi meninggalkan kami.

Istri Helmi dengan segera mengejar suaminya. Tidak berapa lama Helmi datang lagi bersama istrinya. Aku lihat wajah Helmi mengeluarkan keringat, mungkin dia habis berlari, atau dia takut pada cara pengobatan ruqyah ini. Aku tidak tahu pasti penyebabnya.

Setelah agak tenang dan semua anggota keluarga Pak Syahril membujuk dan menasehati Helmi, akhirnya dia mau lagi kami obati dengan cara meruqyahnya.

Aku teruskan pembacaan ayat-ayat Al Qur’an yang terhenti tadi. Kali ini Helmi agak tenang meskipun keringatnya bertambah banyak yang keluar, bahkan sekarang yang keluar malah dari seluruh anggota tubuhnya. Baju Helmi basah. Giginya gemeretak hebat, badannya menggigil, dan tiba-tiba Helmi berdiri, tubuhnya bergerak seperti melakukan gerakan silat. Entah apa nama aliran silatnya itu, aku tidak paham.

Helmi semakin bereaksi kuat. Aku bersama Tim-ku pun ikut berdiri menenangkan dan mengobati Helmi yang semakin brutal dan ganas.

Akhirnya Helmi dapat kami TENANGKAN.

“Bila mau dicabut ilmunya, saya minta kamu tenang dan IKHLAS. Mau..? tanyaku pada Helmi.

Dia mengangguk. Karena sudah berkondisi demikian, maka aku memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi pembacaan ayat-ayat Al Qur’an itu. Kami langsung saja mencabut ilmunya Helmi. Kami mulai dari arah kepala menuju kearah kaki. Baru sampai pada lehenya, Helmi meronta-ronta, sepertinya  dia dan ilmunya itu tidak mau kami cabut.

“Coba tolong tenang….ikhlaskan hati kamu untuk kami cabut ilmu kamu. Kami sudah dapat memastikan bahwa ilmu yang kamu pelajari itu adalah ilmu yang salah, ilmu yang jelek, ilmu yang bathil……” kataku mengingatkan Helmi. Dia diam saja. Matanya terpejam rapat. Mulutnya menyembur air ludah  kecil. Keringatnya semakin banyak yang keluar.

Keluarga Helmi ikut pula mengingatkan Helmi, agar hatinya ikhlash  saat proses pencabutan ilmunya. Mereka rupanya sudah mengerti dan sepaham dengan kami, bahwa ilmu Helmi itu adalah salah, jelek dan bathil. Keluarga Helmi hanya berasumsi saja, andaikan ilmu yang telah dipelajari oleh Helmi itu  ilmu HAQ, mengapa saat di ruqyah Helmi menjadi gelisah dan kabur dari tempat pengobatan.  Secara logika, mana mungkin orang yang mempunyai ilmu haq takut dan kabur saat dibacakan ayat-ayat Al Qur’an. Mana mungkin seorang Helmi yang sudah bertahun-tahun sekolah di pesantren TAKUT pada pembacaan ayat-ayat Al Qur’an yang mulia itu? Bukankah dia dipesantren sudah biasa dan terbiasa membaca dan menghapal Al Qur’an? Bukankah ayat-ayat al Qur’an yang dibacakan oleh aku tadi sudah dia hapal dan dia pahami?

Helmi tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya saja.

Setelah Helmi betul-betul tenang, tidak meronta-ronta lagi, maka kami melanjutkan proses pencabutan dan pembuangan ilmu Helmi. Kami berkeyakinan bahwa kali ini Helmi betul-betul telah ikhlash untuk kami cabut dan kami buang ilmu bathilnya itu. Terbukti dia diam saja, tidak melawan, tidak meronta, bahkan tidak bergerak apapun yang membuat kami sedikit terganggu pada proses pencabutan ilmu ini. Dan….

“LAAILAAHA ILLALLOOOH !” kataku sambil mengencangkan perut mencabut ilmunya Helmi mulai dari atas kepala sampai kebawah, kekakinya Helmi.

Seketika itu juga Helmi lemah,lemas, lunglai dan….BRUUUK… dia jatuh kelantai. Untung Tim-ku cekatan, mereka spontan memegangi Helmi sehingga jatuhnya Helmi tidak berdampak parah.

Aku bersama Tim-ku bersyukur pada Allah Swt yang telah memberikan kami kekuatan dan kemampuan dalam proses pencabutan ilmu bathilnya Helmi.

Keluarga Helmi pun demikian, mereka berbarengan mengucapkan : ALHAMDULILLAAAH….!

Aku lihat arlojiku menunjukkan angka : 10.35 wib. Berarti sepuluh menit kami mencabut ilmu bathilnya Helmi. Aku ingat betul, sebab sebelum kami mencabut ilmu Helmi itu aku tanpa sengaja melihat jarum jam di arloji menunjukkan pada angka : 10.25 wib.

Aku hanya berandai saja, kalau saja Helmi saat dicabut ilmu bathilnya itu dia tenang, ikhlash, pasrah mungkin aku dan Tim-ku tidak membutuhkan waktu 10 menit. Allohu’alam.

***

Saking gembiranya keluarga Pak Syahril,  mereka memberikan kami santap siang. Alhamdulillaaah…

Selesai santap siang bersama, aku lihat Helmi sedang asyik berbicara dengan Ust. Ahmad Ferdi, anak guruku yang sekarang menjadi penerus Ayahnya (Alm. Ust. Ibrohim Ilyas) untuk menyebarkan, mensyiarkan ilmu Al Hikmah dalam rangka berdakwah BIL HAL melalui jalur ilmu Al Hikmah, diantara pembicaraan mereka itu, telingaku menangkap dengan jelas ucapan Helmi pada Ust. Ahmad Ferdi :

“Wah kok badan saya jadi lemes, lunglai begini ya Pak setelah tim bapak mencabut ilmu saya….padahal ilmu yang saya pelajari itu dari orang-orang yang mumpuni…ritualnya pun susah, saya  puasa, bahkan saya puasa mutih 10 hari dan saya lakukan berkali-kali….Belum lagi sholat malam, dzikiran…dan semua itu saya lakukan demi MENUNTUT ILMU. Saya rela melakukannya demi menjalankan perintah dari guru spiritual saya. Wah….SELAMA 10 TAHUN saya menuntut ilmu ternyata hilangnya cuma sebentar saja….”

Aku tersenyum mendengar pengakuan Helmi yang polos itu, bukan senyuman bangga, ujub atau pun riya, tapi karena pengakuan Helmi yang jujur dan polos itulah yang membuatku tersenyum. Sebab ada juga beberapa orang yang telah kami tangani dengan kasus yang mirip dan serupa dengan Helmi, namun mereka tidak pernah mengaku seperti pengkuan Helmi.

Andaikan pengakuan Helmi itu benar, maka aku bersyukur pada Allah Swt, sebab kami yakin seyakin-yakinnya, bahwa semua yang telah kami perbuat terhadap Helmi, khususnya, semua itu  semata-mata karena  adanya KEKUASAAN ALLAH, KEBESARAN ALLAH dan mendapatkan KERIDHOAN dari-NYA saat kami menangani Helmi. Kami ini sebenarnya tidak punya apa-apa, bahkan ilmu kami pun sebenarnya hanya sedikit saja yang telah Allah Swt berikan kepada kami.

Aku jadi teringat pada ucapan Malaikat yang Allah abadikan di Al Qur’an:

“Mereka (para Malaikat) menjawab: Maha Suci  Engkau (Ya Allah), tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (Al Qur’an surat Al Baqoroh : 32)


(UST. DJONAKA AHMAD & UST.  AHMAD FERDI)

Mengaku Dimasuki Ruh Sunan Kali Jaga Dan Ruh Lainnya

“Saya Sunan Kalijaga…,kalian mau ngobati orang ini apa mau  mencabut ilmunya?” itulah ucapan dari pasienku, Bambang, 42 tahun, yang datang kerumahku dengan diantar oleh teman kantor serta istrinya pada malam hari sekitar pukul 22.00.

Sebenarnya saat itu Bambang sedang bekerja sebagai Komandan security disebuah hotel berbintang yang berlokasi dekat dengan Patung Pancoran, di Jakarta Selatan. Karena sudah merasa tidak tahan dan tidak kuat lagi, maka  dimalam hari itu juga dia datang dan ingin berobat kepadaku.  Kebetulan saat itu  dirumahku sedang  berkumpul beberapa orang Tim-ku.

Penyakit Bambang ini  memang sedikit aneh, betapa tidak, kalau dilihat secara fisik dia sehat, bahkan tidak ada tanda-tandanya dia menderita sakit. Namun, menurut keterangan dari istri dan teman kantornya, mengatakan bahwa Bambang seringkali seperti ini, KESURUPAN dan makhluq ghoib yang masuk ketubuhnya selalu mengaku sebagai ruh dari Sunan Kali Jaga. Bila selesai dari kesurupan seperti ini, tubuh Bambang biasanya akan terasa sakit dan pegal yang bukan alang kepalang. Ngilu, nyeri dsb.

Reaksi Bambang yang demikian (mengaku sebagai Sunan Kali Jaga) tidak  terjadi langsung begitu saja, tetapi melalui proses, jelasnya setelah aku bersama Tim membacakan ayat-ayat Al Qur’an yang kami hafal, selang beberapa menit kemudain Bambang menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dan mengaku sebagai Sunan Kali Jaga.

“Kamu bohong !” bentakku pada Bambang dan juga pada makhluq ghoib yang mengaku sebagai ruhnya Sunan Kalijaga, anggota walisongo  yang terkenal itu.
Bambang tidak menjawab bentakan aku, dia cuma bereaksi dengan mulutnya yang menyeringai, matanya dirapatkan, kedua tangannya bergerak keatas, kesamping bahkan ada gerakan tangan seperti orang yang menyembah : kedua telapak tangannya dirapatkan, lalu ditaruh didepan mulut dan hidungnya.
Aku berdo’a pada Allah Swt agar Bambang disembuhkan dari penyakitnya, aku bacakan lagi beberapa ayat Al Q!ur’an yang mulia, dan Alhamdulillah….dengan ijin Allah Swt Bambang sembuh sampai sekarang (Oktober 2010) tidakk pernah kambuh lagi. Alhamdulillah…Amin Ya Robbal’alamin.
***

Ada pula kisah lain yang aku alami saat aku mengobati SUTARDJO, 48 tahun, pasienku yang mengaku belajar NGELMU dari seseorang.

“Saya itu bersahabat dengan PRABU KIAN SANTANG dan seluruh wali songo” kata SUTARDJO kepadaku setelah aku mendeteksinya bahwa dia mempunyai ilmu yang tidak baik.

“Hati-hati ya pak !” kataku mengingatkannya.

“Lhooo…menurut keterangan guru saya, bahwa kelompok kami itu bersahabat dengan Prabu Kian Santang dan seluruh wali songo…” jawab Sutardjo sedikit emosi untuk meyakinkan aku.

Setelah melalui penjelasan yang cukup jelas dan panjang,  akhirnya aku katakan padanya, bahwa aku bisa membuktikan kepadanya tentang ilmu yang dipelajarinya itu sebenarnya ilmu yang salah, ilmu yang dimasuki jin. Aku tawarkan kembali lagi padanya, apakah dia mau membuktikan tentang ucapanku tadi.

Sutardjo merenung dan berfikir sejenak sambil mengambil posisi duduk bersila seperti orang semedi, posisi kedua jari tengahnya dipertemukan dengan jari jempol. Kedua matanya dipejamkan. Aku amati sejenak, sepertinya posisi duduk seperti itu aku kenal, yah, aku kenal, itu adalah posisinya duduk patung budha yang aku lihat di Candi Borobudur.

“Baik, sekarang saya sudah siap untuk membuktikan ucapan bapak…!” kata Sutardjo masih dengan posisi duduk seperti tadi dan mulutnya komat-komit.
Aku berdoa pada Allah Swt agar aku diberikan kekuatan dan kemampuan dalam “arena” pembuktian ini. Aku baca Ayat-ayat Al Qur’an yang aku hafal. Baru lima  menit berlalu, aku lihat wajah Sutardjo berkeringat kecil,  mulutnya bergerak dengan gerakan yang mirip orang sedang kesurupan. Tubuhnya bergerak memutar, kedua tangannya diangkat keatas seperti sedang mengambil sesuatu, tapi tidak bisa. Tangan itupun dikembalikan lagi seperti pada posisi semula.
Aku  terus membaca Ayat-ayat Al Qur’an, dan….tiba-tiba tubuh Sutardjo lemah dan lemas.

“Pak Tardjo, ada makhluq ghoib yang keluar dari tubuh bapak. Keluarnya dari bagian belakang tubuh bapak…” kataku tiba-tiba mengagetkan Sutardjo.

“Apa…?” jawab Sutardjo langsung menghentikan “ritualnya” itu.

“Ya, ada jin yang keluar dari tubuh bapak !”.

“Siapa dia ?” tanya Sutardjo penasaran.

Aku sidang jin itu dengan beberapa pertanyaan. Pertanyaanku sengaja aku keraskan agar Sutardjo mendengarnya. Jin itu mengaku, bahwa dia adalah bangsa jin yang beragama Islam, JIN ITULAH YANG SERING MEMBISIKAN PADA TELINGA DAN HATI SUTARDJO DENGAN MENGAKU-AKU SEBAGAI PRABU KIAN SANTANG.

Sutardjo terkejut tidak percaya, dan akupun tidak memaksanya untuk percaya. Aku jelaskan lagi, bahwa kedatangan jin itu yang kemudian  masuk pada tubuh Sutardjo adalah saat Sutardjo sedang mengamalkan ilmu dari gurunya.  Atas petunjuk gurunya, Sutardjo saat mengamalkan ilmu itu berniat memanggil  Prabu Kian Santang.  Menurut pengakuan jin yang kini sudah berada di luar tubuh Sutardjo, saat itu dia   sedang lewat dekat rumah Sutardjo. Dia melihat Sutardjo sedang membaca sesuatu yang auranya langsung ditangkap oleh si jin ini. Lalu jin itu datang dan masuk kedalam tubuh Sutardjo.
Jin itu mengaku, bahwa dia sering memberi  bisikan pada Sutardjo saat dia memanggil Prabu Kian Santang ketika Sutardjo mengalami hal-hal yang penting dan darurat.

Seperti biasanya maka akupun berdo’a pada Allah Swt agar Sutardjo disembuhkan dan dilindungi dari bisikan dan gangguan makhluq ghoib yang zholim dan bathil. Seperti halnya juga Bambang, maka Sutardjo pun kini tidak seperti dahulu lagi, kini dia lebih tekun dalam beribadah. Dia sudah bebas dari “kungkungan” makhluq ghoib yang bathil. Alhamdulillahi robbil’alamin.
***

Kisah nyata yang lainnya adalah:

“Sampurasuuun….” ucap Tata, 35 tahun, pria asal Karawang yang datang kerumah guruku karena ingin berobat. Saat itu aku memang sedang berada di rumah guruku, alm. Ust. Ibrohim Ilyas.

Tata sampai dirumah guruku sekitar pukul 21.00, jaraknya hanya sekitar 20 menit setelah kedatanganku. Lalu setelah basa-basi sebentar, Tata menjelaskan maksud kedatangannya pada guruku, dia ingin berobat dari penyakit yang sulit sembuh : penyakit was-was dan halunisasi.

Singkat cerita, akhirnya Tata aku obati bersama Ust. Ahmad Ferdi. Aku membaca beberapa ayat Al Qur’an, kemudian :

“Sampurasuuun…..” kata Tata sambil membungkuk dan merangkang. Kedua jari tangannya mencengkeram kuat lantai. Mulutnya berbunyi karena gigi-giginya digigit kuat. Gemeretek…..

“Siapa kamu..?” tanya aku.

“Prabu Siliwangi…!” aku dan Ust. Ahmad Ferdi tersenyum mendengar pengakuan Tata ini.

Kami tenang, biasa-biasa saja , kami sudah terbiasa menghadapi orang  yang semacam Tata. Entah sudah berapa kali kami menghadapi dan menangani orang yang mengaku dimasuki ruh orang-orang terkenal.

“Bohong..! kamu bukan Prabu Siliwangi…Ayo sekarang kamu keluar dari jasad tubuh orang ini !” kataku membentak sambil mengeraskan perutku.

Tata tidak menjawab, dia hanya menggelangkan kepala pertanda makhluq ghoib yang masuk kedalam tubuhnya tidak mau keluar. Kami bersabar, dan berharap agar makhluq ghoib itu segera keluar dari tubuh Tata dengan suka rela. Sepuluh menit berlalu, makhluq ghoib yang masuk dalam tubuh Tata tetap saja tidak mau keluar meskipun sudah kami perintahkan berulang kali.

Akhirnya aku dan Ust. Ahmad Ferdi sepakat untuk mengeluarkan makhluq itu secara paksa :

“Laailaaha illallooh…!” jari telunjuk kananku mengarah pada Tata.

“Ampuuuuun……panaaaas……!” Tata menjerti keras, suaranya menghiba. Tubuhnya menempel di lantai tidak bisa bergerak dan tanpa reaksi seperti kali pertama kami menanganinya.

Setelah 15 menit berlalu, akhirnya Tata siuman, dia sembuh total setelah makhluq ghoib yang mengaku sebagai Prabu Siliwangi  kami paksa keluar dari tubuh Tata.

Setelah betul-betul normal dan Tatapun bisa berdialog dengan nyaman, lalu Ust. Ahmad Ferdi bicara pada Tata:

“Tolong keluarkan jimat yang bapak  simpan didompet !”

Tata terkejut, kok bisa tahu, begitu mungkin pikiran Tata. Kemudian dia mengeluarkan jimat yang kami maksudkan.

“Benda inilah yang membuat bapak seperti ini, kesurupan dan mengaku sebagai Prabu Siliwangi. Semua itu bohong, Pak. Darimana bapak dapatkan benda jimat ini?” tanyaku datar

Lalu Tata bercerita, bahwa jimat itu dia dapatkan dari seseorang yang  mengaku sebagai guru supranatural. Tata mendapatkan jimat itu setelah dia mengeluarkan sejumlah uang yang banyak sebagai MAHAR nya. Konon menurut penjelasan dari orang yang memberi  jimat itu, bahwa  Tata akan dibantu oleh KHODAM jimat itu yang berbentuk macan. Macan itu akan membantu Tata dalam segala situasi dan kondisi. Jimat itu katanya akan membuat Tata percaya diri, selalu berhasil dalam usaha, disegani orang dan masih banyak lagi khasiat lainnya.  Namun&nbs p;dari kenyataan yang ada dan selalu dirasakan oleh Tata adalah justru sebaliknya, dia merasakan gelisah, resah, mudah marah, sulit mencari nafkah dan tidak mau sholat fardhu yang lima waktu.
Aku dan Ust Ahmad Ferdi berdo’a pada Allah Swt agar DIA menyembuhkan “penyakit” Tata, dan sampai sekarangpun (Oktober 2010) Tata tidak pernah lagi datang atau menghubungi kami lewat telpon atau SMS. Padahal kami sudah memberikan nomor HP kami kepadanya agar segera menghubungi kami  bila suatu saat dia membutuhkan pertolongan kami. Alhamdulillaahi robbil’alamin.
***

Kepada siapa saja yang membaca kisah nyata ini, aku ingin memberi saran dan hanya sekedar mengingatkan saja, aku tidak berniat menggurui anda semua, tapi sebagai sesama muslim aku merasa terpanggil untuk mengingatkan saudara-saudaraku yang seiman dan seagama, janganlah anda langsung  percaya pada seseorang yang mengaku punya khodam  malaikat, atau bersahabat dengan ruh orang –orang terkenal, atau dimasuki oleh ruh wali Allah.

Menurut hemat kami yang lemah disisi Allah Swt, berdasarkan dari pengalaman kami  selama menangani orang-orang yang  semacam Bambang, Sutardjo dan Tata adalah, bahwa :

RUH MANUSIA YANG SUDAH WAFAT TIDAK AKAN PERNAH MAU MASUK KEDALAM TUBUH MANUSIA APALAGI YANG MASIH HIDUP,  ATAU MANUSIA YANG SUDAH WAFAT SEKALIPUN.
KENAPA DEMIKIAN? JAWABANKU HANYA PAKAI LOGIKA SEDERHANA,  KARENA MANUSIA YANG MASIH HIDUP ITU RUHNYA MASIH BERADA DI JASADNYA. SECARA LOGIKA, MANA MUNGKIN RUH ORANG YANG SUDAH WAFAT MASUK KEDALAM JASAD ORANG YANG MASIH HIDUP, SEDANGKAN RUHNYA ORANG YANG MASIH HIDUP MASIH TINGGAL DI TUBUH ORANG ITU. KALAU RUH ITU MASUK KEDALAM JASAD MANUSIA YANG MASIH HIDUP, ITU BERARTI ADA DUA RUH DALAM SATU TUBUH MANUSIA. LALU DIMANA RUH YANG BARU ITU MENGAMBIL TEMPAT DI TUBUH ORANG YANG MASIH HIDUP ITU?
DENGAN DEMIKIAN MAKA YANG MASUK KEDALAM TUBUH MANUSIA YANG MASIH HIDUP ITU ADALAH JIN QORIN, JIN YANG MENDAMPINGI MANUSIA SEJAK LAHIR SAMPAI MANUSIA WAFAT.
***

KEPADA ANDA YANG PERNAH MELAKUKAN RITUAL KEHADIRAN (MEMANGGIL RUH ORANG YANG SUDAH WAFAT UNTUK MASUK KEDALAM TUBUH MANUSIA YANG MASIH HIDUP) MULAI SEKARANG  SEGERALAH ANDA BERHENTI DAN BERTAUBAT PADA ALLAH SWT. TINGGALKAN SEMUA RITUAL YANG MENYESATKAN ITU.

SEBAB RUH YANG ANDA PANGGIL UNTUK MASUK KEDALAM TUBUH MANUSIA ITU ADALAH HAKEKATNYA JIN QORIN YANG MASUK.
KENYATAAN DILAPANGAN YANG SERING AKU JUMPAI, ADA DIANTARA MEREKA YANG SENANG MELAKUKAN RITUAL KEHADIRAN, SEKEDAR CONTOH, BIASANYA MEREKA MEMANGGIL :

– RUHNYA SYEKH ABDUL QODIR JAELANI
– RUHNYA SUNAN KALI JAGA
– RUHNYA BRUCE LEE
– RUHNYA SI PITUNG
– RUHNYA NYI RORO KIDUL
– RUHNYA NYI BLORONG
– RUHNYA PRABU SILIWANGI
– RUHNYA PRABU KIAN SANTANG
– RUHNYA DEWI KWAN IM
– RUHNYA DEWI LANJAR

Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Bila ada orang yang mengaku kemasukan ruh-ruh dari orang-orang yang aku sebutkan di atas, ketahuilah wahai Saudaraku yang seiman dan seagama, bahwa semua itu adalah BOHONG.

Sekedar penguat keyakinan, apakah anda yakin bahwa ruh  yang masuk kedalam tubuh orang itu adalah betul-betul ruh nya dari orang yang anda panggil itu? Apa dalilnya? Apa buktinya? Apakah anda pernah melihat orang-orang tsb diatas sehingga anda merasa yakin bahwa itu adalah benar-benar ruh orang yang sudah wafat yang kemudian atas ritual anda lalu masuk kedalam tubuh manusia yang masih hidup?

Ketahuilah saudaraku, semua itu adalah TIPU DAYA JIN, IBLIS, SYETAN agar manusia terjerumus kedalam JURANG SYIRIK.

Allah Swt berfirman dalam Surat Al Jin : 6
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “.

Kemudian dalam Surat Az Zukhruf : 36 Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi (qorin) teman yang selalu menyertainya”

Rasulullah Muhammad saw bersabda tentang al Qorin,
“tidak satupun dari kamu yang tidak diwakilkan oleh Allah seorang qorin (peneman) baginya dari bangsa jin.”  Para sahabat bertanya: “apakah qorin itu juga diperuntukkan bagimu wahai Rasulullah Muhammad SAW?” beliau menjawab : “juga bagi saya, akan tetapi Allah SWT telah menolongku terhadapnya, lalu ia (qorin) masuk Islam, sedangkan ia tidak akan menyuruhku kecuali pada kebaikan.”
(HR muslim)
***

Saudaraku-saudaraku, ketahuilah Qorin adalah mahluk ghaib (tidak nampak oleh kasat mata) yang harus dipercaya keberadaannya.
Orang yang bertaqwa dan beriman harus percaya kepada makhluq ghaib yang diciptakan Allah.

Tidak mempercayai keberadaannya berarti mutu ketaqwaan dan keimanannya masih perlu dipertanyakan.
Qorin jin/syetan :
Dalam arti khusus adalah yang disertakan Allah kepada setiap manusia sejak dilahirkan.
Dalam arti umum adalah syetan atau godaan yang hadir dalam kehidupan manusia yang jauh dari  petunjuk Allah, lalai menjalankan perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya.

Kalaupun ada kesamaan antara pengakuan si “makhluk ghaib” dengan sejarah hidup seseorang yang telah meninggal,  bukanlah merupakan bukti bahwa itu ruh orang tertentu yang bergentayangan.

Itu adalah ulah jin Qorin orang tersebut saat masih hidup.
Si jin Qorin ini berumur panjang dari orang itu yang memiliki data-data lengkap mengenai kehidupan orang itu.  Dengan demikian qorin akan sangat mudah menjabarkan sejarah hidup orang yang sudah meninggal atau yang masih hidup.

Allah Swt berfirman dalam Surat Al Maidah : 72
“SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG  SYIRIK (MENYEKUTUKAN ALLAH) MAKA ALLAH AKAN MENGHARAMKAN SYURGA BAGINYA DAN  IA DITEMPATKAN KE DALAM NERAKA”

Sekian, semoga ada manfaatnya buat kita semua. Amin Ya Robbal’aalamiin.
Bila diantara pembaca blog ini ada yang sependapat atau tidak sependapat dengan kami, silahkan anda menulis komentar. Terima kasih.
Billaahit taufiq walhidayah, Wassalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
Hamba Allah Yang Faqir pada Rohmat Allah Swt
Hamba Allah yang dhoif disisi Allah Swt

(Ust. DJONAKA AHMAD & UST. AHMAD FERDI)

Bersyukur…

Pabila engkau BERDUKA CITA
MENGACA-LAH pada LUBUK HATI
Disanalah kau BAKAL MENEMUI
Bahwa sebenarnya engkau SEDANG MENANGISI
Sesuatu YANG PERNAH ENGKAU SYUKURI

Diantara kasih sayang ALLAH SWT pada manusia adalah
Dijadikannya orang-orang YANG TAAT pada-NYA KAYA HATI
Mereka WALAU HANYA makan beberapa SUAP NASI
Tetapi merasa telah MEMILIKI SELURUH DUNIA

Kamu akan menjadi MILIK HARTAMU
Jika kamu MENAHANNYA
Namun , bila kamu MENGINFAKKANNYA
HARTA tersebut AKAN MENJADI MILIKMU

Lebih baik MEMELIHARA apa yang ada DI TANGAN KITA
Daripada MENGEJAR apa yang ADA DITANGAN ORANG LAIN
Dan…
Jika kita TIDAK BISA MEMILIKI APA YANG KITA SUKAI
Maka kita HARUS MENYUKAI APA YANG KITA MILIKI

KESENANGAN terbesar adalah MELAKUKAN
Apa yang menurut orang lain TIDAK MAMPU kita lakukan

Mereka yang TIDAK PERNAH merasakan LAPAR
Tidak akan TAHU NIKMATNYA KENYANG
Mereka Yang TIDAK PERNAH merasakan SAKIT
Tidak akan tahu NIKMATNYA SEHAT
Dan mereka yang TIDAK PERNAH merasakan DISAKITI
TIDAK akan tahu BETAPA NIKMATNYA DISAYANGI …

KELEMBUTAN dan KEHALUSAN Wanita
Merupakan Rahasia KECANTIKAN JIWANYA
KECANTIKAN WAJAH dan KEINDAHAN TUBUH bisa BERAKHIR
TETAPI KECANTIKAN dan KEINDAHAN JIWANYA
Akan tetap LESTARI…

ALANGKAH TERHORMAT-NYA HATI YANG LUKA
YANG BISA MENYANYIKAN LAGU KEBAHAGIAAN
DENGAN HATI GEMBIRA

(Sumber: KATA-KATA HIKMAH#2)

Engkau adalah Pena Hidupmu

Jika engkau TIDAK BERSIKAP , BERPIKIR dan BERLAKU
Yang menumbuhkan KEKUATAN
Engkau pasti MENUMBUHKAN KELEMAHAN
Dan YANG DILEMAHKAN adalah KEHIDUPANMU

JIKA BUKAN KEBAIKAN yang MEWARNAI HATI, PIKIRAN dan GERAKAN2 TUBUHMU
Pasti BUKAN KEBAIKAN yang TUMBUH SUBUR dalam hari-harimu
Dan YANG DI BURUKKAN adalah KEHIDUPANMU

Jika BUKAN KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
YANG MEWARNAI HATI, WAJAH dan CARA-CARAMU
Pasti BUKAN KEINDAHAN yang kau LIHAT dan RASAKAN di DUNIA ini
Dan YANG DIKEJAMKAN adalah KEHIDUPANMU

ENGKAU adalah PENA YANG MENULISKAN CARA KEHIDUPANMU SENDIRI
Jika CERITA yang kau PILIH berisi KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
Maka TANGAN yang menggunakanmu adalah TANGAN ALLAH

BERIKAN PERHATIANMU kepada PENDERITAAN SESAMA
SIBUKLAH dalam melayani dengan KEBAIKAN
Maka KEBAIKAN itu juga akan menjadi BAGIAN KITA
BERJALANLAH bersama KEBAIKAN.
JALAN-JALAN KEBAIKAN adalah JALAN ALLAH
SEHINGGA….
ORANG-ORANG YANG BERJALAN DI JALAN KEBAIKAN
SEBETULNYA BERJALAN BERSAMA ALLAH

HIDUP adalah mengkonversikan KESEMPATAN MENJADI KENYATAAN
Orang yang BERHASIL selalu LUBER dengan KESEMPATAN
Jadilah pribadi yang MENJADIKAN DIRI
KESEMPATAN BAGI ORANG YANG MEMBUTUHKAN
ORANG yang BERUNTUNG akan mendapatkan SAHABAT yang berupa KESEMPATAN.

NILAI dari yang engkau LAKUKAN
Menentukan NILAI dari yang ENGKAU CAPAI
MAKA LAKUKAN HAL-HAL YANG BERNILAI BAGI SESAMA
Karena ITULAH yang membuat HIDUPMU BERNILAI

Engkau MEMPERHATIKAN-NYA atau TIDAK
ALLAH tetap MEMPERHATIKANMU
Engkau MEMINTA atau TIDAK
ALLAH tetap MEMBERIMU
TETAPI INGATLAH…
Jika engkau ingin Allah MELEBIHKAN PERHATIAN-NYA PADAMU
LEBIHKANLAH PERHATIANMU PADA-NYA
JIka engkau INGIN Allah MELEBIHKAN PEMBERIAN-NYA PADAMU
LEBIHKANLAH alasan bagi kelebihan PENERIMAANMU ITU
Jika engkau INGIN Allah MELAYANIMU
LAYANILAH SESAMAMU
MELAYANI SESAMA adalah salah satu cara MELAYANI ALLAH

BERSEGERALAH melakukan KEBAIKAN,
BERSEGERALAH untuk memperbaharui PERASAANMU dengan KEGEMBIRAAN
BERSEGERALAH untuk MERUPAWANKAN WAJAHMU dengan SENYUM
BERSEGERALAH untuk MEMPERINDAH TUTUR KATAMU dengan KERAMAHAN
BERSEGERALAH untuk MENGANGGUNKAN PERILAKUMU dengan KESANTUNAN
BERSEGERALAH untuk MENGUTUHKAN semua yang kau lakukan dengan DOA

Jadikanlah diri anda orang yang mencontohkan KEGEMBIRAAN
Dalam MEMENANGKAN KUALITAS KEHIDUPAN yang BAIK
Jadilah orang yang BERSEMANGAT untuk MEMBESARKAN orang lain
ORANG YANG BESAR adalah orang yang berhasil MEMBESARKAN ORANG LAIN.

BILA ORANG MERASA KECIL dan GAGAL mencari KEBAHAGIAAN
ITU BUKAN karena ia TIDAK MENEMUKANNYA
TETAPI karena IA TIDAK BERHENTI SEJENAK
UNTUK MENIKMATI APA YANG TELAH IA MILIKI

(Sumber: KATA-KATA HIKMAH#2)

6 Pertanyaan

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya….

Pertama,”Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?”.

Murid-muridnya menjawab “orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya”.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “MATI.”

Sebab itu memang janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185).

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua….

“Apa yang paling JAUH dari diri kita di dunia ini ?”.

Murid -muridnya menjawab “negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang”.
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”.

Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga…. “Apa yang paling BESAR di dunia ini ?”

Murid-muridnya menjawab “gunung, bumi dan matahari.”
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “NAFSU”
(Al A’Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,
jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling BERAT di dunia ini ?”

Ada yang menjawab “besi dan gajah.”
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali,
tapi yang paling berat adalah “MEMEGANG AMANAH” (Al Ahzab 72).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling RINGAN di dunia ini ?”…

Ada yang menjawab “kapas, angin, debu dan daun-daunan.”
Semua itu benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “MENINGGALKAN SHALAT”.

Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermusyawarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, “Apakah yang paling TAJAM di dunia ini ?”

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, “pedang”.
Benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling tajam adalah “LIDAH MANUSIA.”

Karena melalui lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

(sumber: KATA-KATA HIKMAH #2)

Kisah Penyelam Mutiara

Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya. Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.

Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di punggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayang olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia pun berusaha untuk mencari tiram mutiara yang ada disekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.

Akhirnya isi tabung oksigennya benar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpah ke luar.

Di permukaan, majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang ia harapkan, maka tumpahlah caci makinya dan saat itu juga si penyelam dipecatnya tanpa pesangon sedikitpun. Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam.

Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha minta kesempatan ulang untuk menyelam kembali. “Tuan, ijinkanlah aku untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya.” Namun majikannya dengan tegas menolak, “Percuma engkau aku beri kesempatan, ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja.”

Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karenanya, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi dengan harta, tahta dan wanitanya.

Marilah kita instropeksi, sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh?, Sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita, Allah swt, Ia ridha menerima kita. Apalagi Ia telah berfirman dalam surat Al-Ankabuut ayat 6:

“Tidaklah kehidupan DUNIA ini melainkan SENDA GURAU dan PERMAINAN, sesungguhnya AKHIRAT itulah yang SEBENAR-BENARNYA KEHIDUPAN.”

Juga Firman-Nya dalam QS Al Hadid ayat 20 yang artinya:

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. …… Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah KESENANGAN YANG MENIPU.”

(Sumber: Buku Sentuhan Kalbu & KATA-KATA HIKMAH #2)

Lucu

Lucu… bagaimana uang 100 ribu nampak BEGITU BESAR
Ketika kita SUMBANGKAN KE MESJID
Dan BEGITU KECIL saat kita belanjakan di SUPERMARKET …

Lucu… betapa LAMA rasanya WAKTU SATU JAM BERIBADAH KEPADA ALLAH
Dan betapa SEBENTARNYA waktu 60 menit
Untuk BERMAIN GOLF, MEMANCING atau BERMAIN BOLA

Lucu… betapa BERATNYA MEMBACA SATU JUZ AL-QURAN
Dan betapa MUDAHNYA membaca 200-300 halaman NOVEL TERKENAL

Lucu… bagaimana kita MEMPERCAYAI APA KATA KORAN
Namun MEMPERTANYAKAN apa kata Al-QURAN

Lucu… bagaimana kita KEHILANGAN KATA-KATA SAAT BERDOA
Dan betapa LANCARNYA ketika kita MENGOBROL dengan teman

Lucu…bagaimana kita BUTUH WAKTU 2-3 minggu
Untuk merencanakan suatu KEGIATAN ISLAMI
Namun bisa merencanakan kegiatan lainnya dalam SEKEJAP

DAN BEGITULAH……
HAL-HAL LUCU TAK SELAMANYA MENJADI HIBURAN BAGI JIWA
KARENA ADA JUGA HAL- HAL LUCU YANG PERLU KITA RENUNGI

BUKANKAH INI LUCU …?

(Sumber: Elvi Zuhailina (KKH#2))

Cinta

Tuhan…
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir…
Tuhan…
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi

Tuhan…
Jika aku mesti mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang Mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-mu

Tuhan…
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Tuhan ketika aku berucap’aku cinta padamu’
Biarkanlah ku katakan kepada yang hatinya terpaut pada-Mu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

Sebagaimana orang bijak berucap…
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh seseorang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya…

***
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Ibnu Umar r.a pernah menemui Aisyah r.a, dan berkata, “Wahai Aisyah , izinkanlah kami disini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari diri nabi!”. Aisyah menarik nafas panjang , kemudian terisak haru menahan tangis, ia pun berkata dengan suara lirih, “Semua perilakunya menakjubkan bagiku.” ; “Suatu malam, ketika beliau tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata “Ya Aisyah, izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku”, aku menjawab, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.” Beliau bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar ia terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi janggut. Dia lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air matanya. Dia lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya subuh.”

Demikianlah Aisyah r.a menceritakan perilaku mempesona yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW . Aisyah sampai tak kuasa menahan airmatanya tatkala mengingat kenangan disaat ia bersama Rasul. Aisyah mengatakan bahwa semua perilaku Rasulullah SAW sangat menakjubkan baginya. Betapa tidak, untuk mengerjakan shalatpun Rasulullah meminta izin padanya. Dan jawaban Aisyah pun menggambarkan kecintaan dan keikhlasan seorang istri karena Allah SWT. Aisyah berkata, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.”. Sungguh betapa indah dan membahagiakannya ikatan suami istri seperti yang dijalani oleh Rasulullah bersama Aisyah.

Di bagian akhir surat Al-Furqan :74, terdapat rangkaian ayat tentang sifat-sifat Ibaadurrohman atau Hamba- hamba Tuhan Yang Maha Penyayang. Salah satunya adalah hambanya yang senantiasa berdoa, “Ya Tuhan Kami Anugerahkanlah Kepada Kami Istri-Istri Kami dan Keturunan Kami Sebagai Penyenang Hati Dan Jadikanlah Kami Imam Bagi Orang-Orang Yang Bertakwa”

Sayyid Quthb di dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa para ‘ibaadurrohman’ merasa tidak cukup hanya dengan beribadah bagi diri mereka sendiri seperti malaksanakan sujud dan Qiyamullail. Mereka mengharapkan juga agar kebajikan-kebajikan yang sudah mereka lakukan bisa diteruskan oleh keturunan mereka yang berasal dari pasangan yang memiliki kualitas seperti mereka.

Ini adalah perasaan Fitrah keimanan yang mendalam. Perasaan senang untuk menambah bilangan orang-orang yang berjalan dijalan Allah. Dan yang pertama adalah keturunan dan pasangan mereka. Karena mereka adalah orang-orang terdekat. Selain itu, mereka juga merupakan amanah paling pertama dimintai pertanggung jawaban kelak dihari akhir. Para ibaadurrohman tersebut juga berkeinginan agar mereka menjadi teladan bagi kebaikan dan dijadikan contoh oleh orang-orang yang ingin menuju Allah SWT….

(sumber: KATA-KATA HIKMAH #2)

Previous Older Entries Next Newer Entries